Selasa, 05 Juni 2012

go green - momonon


Sabtu, 24 Maret 2012

dragbike FFA sentul 2011







Yamaha RX-King Menggunakan sistem booster

Yamaha RX-King 1994 (Jakarta)
Si Garong Berapi Besar


Jurus utama Yamaha RX-King korekan ini ada terletak pada sektor pengapian. Punya ramuan khusus. Menggunakan sistem booster,” buka Moko, owner dan tuner bengkel Mox’s dari Jl. H. Mencong, depan POM Bensin Peruri, Ciledug, Tangerang.
Pantas jika pacuan andalan Mox’s ini dapat julukan Si Garong. Tapi, kelakuannya tidak seperti Kucing Garong yang matanya bakal jelalatan kalau lihat yang bening. Mata Si Garong bakal terbelak begitu diajak taruhan puluhan juta. Lho?
Si Garong kalau sudah turun di lintasan bali (balap liar), siap menggarong kangtaw duit lawan. “Terakhir, main sampai ceban (Rp 10 juta-red),” kata Moko. Oh ya nilai segitu utamanya lho, sampingannya bisa beberapa kali lipat dari itu.
Konon katanya lagi, Si Garong pecicilan lantaran booster pengapian buatan pria asli Oslo, Jawa Tengah ini. “Booster ini akan meningkatkan percikan api sekitar 50%,” lanjut pemilik nama komplet Suharmoko itu.
Dalam sistem pengapian AC yang diterapkan, booster dipasang diantara sepul dan CDI. Berfungsi memberi umpan voltase lebih besar. Meski putaran mesin naik-turun, booster juga mampu bikin stabil arus yang diisuplai ke CDI. Sehingga voltase yang diberikan CDI terhadap koil lebih besar dan stabil.
Untuk pengapian sistem analog memang bisa begitu. Kalau voltase dan arus yang dikirim besar menuju CDI, out-putnya memang besar. Berbeda sama CDI yang sudah digital, meski arus dan voltase yang dikirim besar, tetap saja ada batas optimal.
Nah, CDI analog asli RX-King yang dipakai pria kurus ini, berkode 3KA 10. Sedang koil pakai cabutan dari Suzuki RM 80. “Kebetulan dapat setingan pas sama punya RM. Tapi, kayaknya punya YZ lebih favorit ya?” katanya sambil bertanya.
Karena sudah menggunakan penguat pengapian, Moko berani pakai spuyer spesifikasi besar. “Untuk pilot-jet pakai 55, sedang main-jet 340. Tapai kalau lagi kesulitan mendapat spek spuyer besar, sering juga pakai rojokan. Tentu dipadu karbu Yamaha RX-Z yang punya lubang venturi 26 mm.
Peningkatan kompresi ruang bakar juga dilakukan. Tentu lewat caranya memapas kepala silinder 1,5 mm. Tapi, nggak tahu berapa kompresinya sekarang. Yang pasti meningkat,kata pria tamatan STM di Solo ini.
Sudut squish dibuat 14ยบ dengan lebar 9 mm. “Biar pembuangan lebih sempurna dan tidak tersisa, lubang exhaust dibuat 24 mm dari bibir atas silinder, cuapnya lebih jauh.

ANDALKAN STANDAR
Moko ogah ganti komponen sama komponen racing aftermarket. Buktinya masih mempertahankan CDI, kruk as, rasio, magnet, sampai knalpot standar alias orisinal RX-King. “Selama masih bisa dicari kondisi maksimal dan optimalnya lebih suka pakai komponen ori,katanya beralasan. Knalpot dibelek untuk kemudian dihilangkan sekatnya. Setelah itu diseting ulang menyesuaikan modifikasi mesin. Jadi deh,” kekeh warga Bintaro yang sering dianggap enteng sama lawan yang sudah pakai knalpot kolong.

DATA MODIFIKASI
Ban depan : IRC 50/100-17
Ban belakang : IRC 60/90-17
Karburator : Yamaha RX-Z
Lidah membran : V Force
Kopling : TZM
Piston : Trim oversize 175
Busi : NGK B8HVX
Sokbreker : Kawasaki Kaze
Mox’s : (021) 98924799

KTM 250, Tercepat Setelah Reinforce Sasis!



 Tercepat di Kenjeran 
Inilah motor yang menjadi bintang di balap bertajuk bertajuk Pertamina Enduro KYT Day Battle Dragbike 201 M 2012 di Kenjeran lalu (26/02). Membukukan waktu tercepat dengan time 7,098 detik. Menyabet semua juara utama di 3 kelas yang diikuti.

Kelas yang diikuti lumayan bergengsi. Yaitu kelas campuran 2-tak s/d 250 cc dan FFA. Membukukan catatan waktu tercepat alias fastest event.

Menurut sang empunya, "Motor ini belum sempurna. Riset baru terbatas di sasis. Mesin belum serius disentuh," jelas Rio Teguh, dari tim Anker S. Hariot Feat Key S Elf SSR. Nama Rio Teguh mungkin asing di balap roda dua. Tapi, di balap mobil, juara speed off road 5 tahun berturut-turut. Mulai 2003-2007 di kelas FFA menggunakan Ford Ranger.

Di speed off road salah satunya kudu mahir merancang bangun sasis mobil. Gimana meracik sasis agar nyaman diajak ngebut hingga 150 km/jam di trek tanah.

Dudukan mesin di rangka bawah. Bikin baru, Sasis direinforce dengan aluminium 1 cm
Nah, pengalaman dan keahliannya diterapkan pada motor KTM 250 cc 2-tak yang sejatinya special engine. "Engine KTM 2003 adalah mesin terbaik yang dibikin KTM saat terakhir balap motoross era 2-tak. Makanya, mesin belum diutak-atik. Yang jadi problem adalah rangka,” tambah Rio.

Bagaimana motor berbasis off road, bisa dipatok sempurna pada sasis motor aspal. Bukan perkara gampang bagi mekanik kebanyakan. Untung Rio dipersenjatai dengan perangkat pengukur sasis dari Amerika yang biasa dipakai merancang mobil off-road.

Bentuknya seperti timbangan. Dengan alat itu, bisa mengukur center gravity yang pas. So, pusat beban motor bisa pas di tengah kendati dudukan mesin di rangka banyak ubahan.

Rangka dasar dipilih dari sasis aluminium khusus Ninja drag.  Untuk memasukkan mesin KTM ke frame buatan Thailand itu, dudukan mesin diubah total. Mesin tak dibiarkan menggantung seperti di Ninja, tapi dibuatkan dudukan baru.

Setidaknya, ada 3 engine mounting baru. Pertama, pada rangka teng­ah yang menghubungkan ke lengan ayun, lalu underbone dan center bone dibuatkan lubang baut. Lubang tidak asal, tapi diukur dulu dengan timbangan tadi. Setelah ketemu di titik mana saja, barulah dibuat lubang baut dudukan mesin.

Biar kuat, semua direinforce alias diperkuat. Contohnya dudukan mesin pada sasis tengah yang berhubungan dengan lengan ayun, ditambah daging aluminium setebal 1 cm.

Setelah dicoba, sasis masih bergetar. Motor masih liar. Pas ditimbang lagi, ketahuan segitiga komstir terlalu ringan. Solusinya menggamit segitiga milik Suzuki FU yang berbahan besi. Sentuhan besi juga menghuni footstep. (motorplus-online.com) 

 DATA MODIFIKASI
Lengan ayun : Kawak Ninja almu Thailand
Karbu : Keihin FCR MX 41
Pelek depan : 1,60x17
Pelek belakang: 2,50x17

Kawasaki Ninja 150RR, Kencang Modal Kruk As Thailand!


 
Kawasaki Ninja RR milik Gatot ini terkenal kencang, tapi uniknya tidak banyak racing part yang nemplok di motornya. Gatot yang tinggal di daerah Radio Dalam, Jakarta Selatan ini menyerahkan urusan korek engine ke Herman, tunner bengkel HRD. Di tangan Herman lebih banyak part standar Ninja 150 RR buatan Thailand diaplikasi.

"Terutama untuk urusan kruk-as. Bahannya seakan beda dengan kruk-as Ninja yang sekarang,” sebut Herman yang bengkelnya ada di Jl. Kali Abang Tengah, No. 14, Bekasi Utara, Jawa Barat. HRD dulu ngetop sebagai pengrajin knalpot pinggir jalan di Ciledug, Tangerang. Nah, selain buka cabang di Kemayoran, Jakarta Pusat, juga buka di Bekasi.

Ok, tapi, bukan berarti Herman atau Gatot terbang dari Bekasi menuju negeri gajah putih buat beli kruk as Ninja yang dikenal sebagai ZX 150 itu, lho. Sebab, part pemutar setang seher itu didapatnya di Jakarta.
Membran dibuat dua lidah biar cepat membuka,  Head papas dan squish disesuaikan kebutuhan, Kruk as satu set dengan setang piston pakai ZX 150 

"Tahun 2003 sampai 2005, PT Kawasaki Motor Indonesia masih mengeluarkan ZX 150. Motor ini, masih produksi Thailand. Buat kruk as ZX 150 ini, masih ada yang jual meski jarang dan harganya cukup tinggi,” sebut Herman yang juga salah satu spesialis Ninja di Bekasi itu.

Masih menurut Herman lagi, komposisi logam bandul kruk as ZX 150 lebih terisi ketimbang punya Ninja 150 RR yang sekarang. “Kalau milik RR yang bukan keluaran awal, bandulnya ada coakan. Tapi kalau punya ZX 150, rapat,” tambahnya.

Karena enggak ada coakan, bikin kompresi primer jadi lebih padat. Itu karena ruang di dalam karter menyempit akibat bandul yang tertutup. Jadinya, kompresi jadi lebih tinggi. Efeknya, gas bakar jadi gampang terdorong dari karter menuju blok silinder.

Buat aplikasi kruk as ini, Herman juga sekaligus pakai setang seher dari merek yang sama. “Karena kalau pakai setang piston RR produksi sekarang, tidak bisa dipasang ke bandul. Sebab ukuran pen piston ZX 150 lebih besar 1 mm (16 mm; red) dari RR,” tambahnya.

Kalau kata tunner ramah ini, ada lagi kelebihan pakai kruk as ZX 150. Yaitu, ada dua lubang buat jalur oli yang diaplikasi. Satu lubang di bagian setang piston dan satu lubang lagi di bagian pin kruk as itu sendiri. “Akibatnya, gesekan setang seher pada laher bambu jadi lebih enteng,” jelasnya.

Karena sudah aplikasi kruk as dan setang seher ZX 150, maka piston juga sekalian diusung. Tetapi, tak lagi pakai spek standar, Herman pilih piston tipe B.

Penyesuain lainnya, ada di reed valve. Ini kali, Herman tetap pakai part standar RR. Tetapi, bagian membran alias reed valve yang kedua dipotong setengah. Tujuannya, agar membran lebih cepat membuka. Akibatnya, pasokan bahan bakar jadi cepat masuk! Kebutuhan ruang bakar juga ikut terpenuhi . Siap.. (motorplus-online.com)

 DATA MODIFIKASI
Pelek depan : TK 1,20x17
Pelek belakang : TK 1,40x17
Ban depan : Comet 50/90-17
Ban belakang : Eat My Dust 60/90-17
Karburator : Keihin PE 28