Sabtu, 24 Maret 2012
Yamaha RX-King Menggunakan sistem booster
Yamaha RX-King 1994 (Jakarta)
Si Garong Berapi Besar

Jurus utama Yamaha RX-King korekan ini ada terletak pada sektor pengapian. Punya ramuan khusus. Menggunakan sistem booster,” buka Moko, owner dan tuner bengkel Mox’s dari Jl. H. Mencong, depan POM Bensin Peruri, Ciledug, Tangerang.
Pantas jika pacuan andalan Mox’s ini dapat julukan Si Garong. Tapi, kelakuannya tidak seperti Kucing Garong yang matanya bakal jelalatan kalau lihat yang bening. Mata Si Garong bakal terbelak begitu diajak taruhan puluhan juta. Lho?
Si Garong kalau sudah turun di lintasan bali (balap liar), siap menggarong kangtaw duit lawan. “Terakhir, main sampai ceban (Rp 10 juta-red),” kata Moko. Oh ya nilai segitu utamanya lho, sampingannya bisa beberapa kali lipat dari itu.
Konon katanya lagi, Si Garong pecicilan lantaran booster pengapian buatan pria asli Oslo, Jawa Tengah ini. “Booster ini akan meningkatkan percikan api sekitar 50%,” lanjut pemilik nama komplet Suharmoko itu.
Dalam sistem pengapian AC yang diterapkan, booster dipasang diantara sepul dan CDI. Berfungsi memberi umpan voltase lebih besar. Meski putaran mesin naik-turun, booster juga mampu bikin stabil arus yang diisuplai ke CDI. Sehingga voltase yang diberikan CDI terhadap koil lebih besar dan stabil.
Untuk pengapian sistem analog memang bisa begitu. Kalau voltase dan arus yang dikirim besar menuju CDI, out-putnya memang besar. Berbeda sama CDI yang sudah digital, meski arus dan voltase yang dikirim besar, tetap saja ada batas optimal.
Nah, CDI analog asli RX-King yang dipakai pria kurus ini, berkode 3KA 10. Sedang koil pakai cabutan dari Suzuki RM 80. “Kebetulan dapat setingan pas sama punya RM. Tapi, kayaknya punya YZ lebih favorit ya?” katanya sambil bertanya.
Karena sudah menggunakan penguat pengapian, Moko berani pakai spuyer spesifikasi besar. “Untuk pilot-jet pakai 55, sedang main-jet 340. Tapai kalau lagi kesulitan mendapat spek spuyer besar, sering juga pakai rojokan. Tentu dipadu karbu Yamaha RX-Z yang punya lubang venturi 26 mm.
Peningkatan kompresi ruang bakar juga dilakukan. Tentu lewat caranya memapas kepala silinder 1,5 mm. Tapi, nggak tahu berapa kompresinya sekarang. Yang pasti meningkat,kata pria tamatan STM di Solo ini.
Sudut squish dibuat 14ยบ dengan lebar 9 mm. “Biar pembuangan lebih sempurna dan tidak tersisa, lubang exhaust dibuat 24 mm dari bibir atas silinder, cuapnya lebih jauh.
ANDALKAN STANDAR
Moko ogah ganti komponen sama komponen racing aftermarket. Buktinya masih mempertahankan CDI, kruk as, rasio, magnet, sampai knalpot standar alias orisinal RX-King. “Selama masih bisa dicari kondisi maksimal dan optimalnya lebih suka pakai komponen ori,katanya beralasan. Knalpot dibelek untuk kemudian dihilangkan sekatnya. Setelah itu diseting ulang menyesuaikan modifikasi mesin. Jadi deh,” kekeh warga Bintaro yang sering dianggap enteng sama lawan yang sudah pakai knalpot kolong.
DATA MODIFIKASI
Ban depan : IRC 50/100-17
Ban belakang : IRC 60/90-17
Karburator : Yamaha RX-Z
Lidah membran : V Force
Kopling : TZM
Piston : Trim oversize 175
Busi : NGK B8HVX
Sokbreker : Kawasaki Kaze
Mox’s : (021) 98924799
Si Garong Berapi Besar

Jurus utama Yamaha RX-King korekan ini ada terletak pada sektor pengapian. Punya ramuan khusus. Menggunakan sistem booster,” buka Moko, owner dan tuner bengkel Mox’s dari Jl. H. Mencong, depan POM Bensin Peruri, Ciledug, Tangerang.
Pantas jika pacuan andalan Mox’s ini dapat julukan Si Garong. Tapi, kelakuannya tidak seperti Kucing Garong yang matanya bakal jelalatan kalau lihat yang bening. Mata Si Garong bakal terbelak begitu diajak taruhan puluhan juta. Lho?
Si Garong kalau sudah turun di lintasan bali (balap liar), siap menggarong kangtaw duit lawan. “Terakhir, main sampai ceban (Rp 10 juta-red),” kata Moko. Oh ya nilai segitu utamanya lho, sampingannya bisa beberapa kali lipat dari itu.
Konon katanya lagi, Si Garong pecicilan lantaran booster pengapian buatan pria asli Oslo, Jawa Tengah ini. “Booster ini akan meningkatkan percikan api sekitar 50%,” lanjut pemilik nama komplet Suharmoko itu.
Dalam sistem pengapian AC yang diterapkan, booster dipasang diantara sepul dan CDI. Berfungsi memberi umpan voltase lebih besar. Meski putaran mesin naik-turun, booster juga mampu bikin stabil arus yang diisuplai ke CDI. Sehingga voltase yang diberikan CDI terhadap koil lebih besar dan stabil.

Nah, CDI analog asli RX-King yang dipakai pria kurus ini, berkode 3KA 10. Sedang koil pakai cabutan dari Suzuki RM 80. “Kebetulan dapat setingan pas sama punya RM. Tapi, kayaknya punya YZ lebih favorit ya?” katanya sambil bertanya.
Karena sudah menggunakan penguat pengapian, Moko berani pakai spuyer spesifikasi besar. “Untuk pilot-jet pakai 55, sedang main-jet 340. Tapai kalau lagi kesulitan mendapat spek spuyer besar, sering juga pakai rojokan. Tentu dipadu karbu Yamaha RX-Z yang punya lubang venturi 26 mm.
Peningkatan kompresi ruang bakar juga dilakukan. Tentu lewat caranya memapas kepala silinder 1,5 mm. Tapi, nggak tahu berapa kompresinya sekarang. Yang pasti meningkat,kata pria tamatan STM di Solo ini.

Sudut squish dibuat 14ยบ dengan lebar 9 mm. “Biar pembuangan lebih sempurna dan tidak tersisa, lubang exhaust dibuat 24 mm dari bibir atas silinder, cuapnya lebih jauh.
ANDALKAN STANDAR
Moko ogah ganti komponen sama komponen racing aftermarket. Buktinya masih mempertahankan CDI, kruk as, rasio, magnet, sampai knalpot standar alias orisinal RX-King. “Selama masih bisa dicari kondisi maksimal dan optimalnya lebih suka pakai komponen ori,katanya beralasan. Knalpot dibelek untuk kemudian dihilangkan sekatnya. Setelah itu diseting ulang menyesuaikan modifikasi mesin. Jadi deh,” kekeh warga Bintaro yang sering dianggap enteng sama lawan yang sudah pakai knalpot kolong.
DATA MODIFIKASI
Ban depan : IRC 50/100-17
Ban belakang : IRC 60/90-17
Karburator : Yamaha RX-Z
Lidah membran : V Force
Kopling : TZM
Piston : Trim oversize 175
Busi : NGK B8HVX
Sokbreker : Kawasaki Kaze
Mox’s : (021) 98924799
KTM 250, Tercepat Setelah Reinforce Sasis!

Tercepat di Kenjeran
Inilah motor yang menjadi bintang di balap bertajuk bertajuk Pertamina Enduro KYT Day Battle Dragbike 201 M 2012 di Kenjeran lalu (26/02). Membukukan waktu tercepat dengan time 7,098 detik. Menyabet semua juara utama di 3 kelas yang diikuti.
Kelas yang diikuti lumayan bergengsi. Yaitu kelas campuran 2-tak s/d 250 cc dan FFA. Membukukan catatan waktu tercepat alias fastest event.
Menurut sang empunya, "Motor ini belum sempurna. Riset baru terbatas di sasis. Mesin belum serius disentuh," jelas Rio Teguh, dari tim Anker S. Hariot Feat Key S Elf SSR. Nama Rio Teguh mungkin asing di balap roda dua. Tapi, di balap mobil, juara speed off road 5 tahun berturut-turut. Mulai 2003-2007 di kelas FFA menggunakan Ford Ranger.
Di speed off road salah satunya kudu mahir merancang bangun sasis mobil. Gimana meracik sasis agar nyaman diajak ngebut hingga 150 km/jam di trek tanah.

Dudukan mesin di rangka bawah. Bikin baru, Sasis direinforce dengan aluminium 1 cm
Nah, pengalaman dan keahliannya diterapkan pada motor KTM 250 cc 2-tak yang sejatinya special engine. "Engine KTM 2003 adalah mesin terbaik yang dibikin KTM saat terakhir balap motoross era 2-tak. Makanya, mesin belum diutak-atik. Yang jadi problem adalah rangka,” tambah Rio.
Bagaimana motor berbasis off road, bisa dipatok sempurna pada sasis motor aspal. Bukan perkara gampang bagi mekanik kebanyakan. Untung Rio dipersenjatai dengan perangkat pengukur sasis dari Amerika yang biasa dipakai merancang mobil off-road.
Bentuknya seperti timbangan. Dengan alat itu, bisa mengukur center gravity yang pas. So, pusat beban motor bisa pas di tengah kendati dudukan mesin di rangka banyak ubahan.
Rangka dasar dipilih dari sasis aluminium khusus Ninja drag. Untuk memasukkan mesin KTM ke frame buatan Thailand itu, dudukan mesin diubah total. Mesin tak dibiarkan menggantung seperti di Ninja, tapi dibuatkan dudukan baru.
Setidaknya, ada 3 engine mounting baru. Pertama, pada rangka tengah yang menghubungkan ke lengan ayun, lalu underbone dan center bone dibuatkan lubang baut. Lubang tidak asal, tapi diukur dulu dengan timbangan tadi. Setelah ketemu di titik mana saja, barulah dibuat lubang baut dudukan mesin.
Biar kuat, semua direinforce alias diperkuat. Contohnya dudukan mesin pada sasis tengah yang berhubungan dengan lengan ayun, ditambah daging aluminium setebal 1 cm.
Setelah dicoba, sasis masih bergetar. Motor masih liar. Pas ditimbang lagi, ketahuan segitiga komstir terlalu ringan. Solusinya menggamit segitiga milik Suzuki FU yang berbahan besi. Sentuhan besi juga menghuni footstep. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Lengan ayun : Kawak Ninja almu Thailand
Karbu : Keihin FCR MX 41
Pelek depan : 1,60x17
Pelek belakang: 2,50x17
Kelas yang diikuti lumayan bergengsi. Yaitu kelas campuran 2-tak s/d 250 cc dan FFA. Membukukan catatan waktu tercepat alias fastest event.
Menurut sang empunya, "Motor ini belum sempurna. Riset baru terbatas di sasis. Mesin belum serius disentuh," jelas Rio Teguh, dari tim Anker S. Hariot Feat Key S Elf SSR. Nama Rio Teguh mungkin asing di balap roda dua. Tapi, di balap mobil, juara speed off road 5 tahun berturut-turut. Mulai 2003-2007 di kelas FFA menggunakan Ford Ranger.
Di speed off road salah satunya kudu mahir merancang bangun sasis mobil. Gimana meracik sasis agar nyaman diajak ngebut hingga 150 km/jam di trek tanah.

Dudukan mesin di rangka bawah. Bikin baru, Sasis direinforce dengan aluminium 1 cm

Bentuknya seperti timbangan. Dengan alat itu, bisa mengukur center gravity yang pas. So, pusat beban motor bisa pas di tengah kendati dudukan mesin di rangka banyak ubahan.
Rangka dasar dipilih dari sasis aluminium khusus Ninja drag. Untuk memasukkan mesin KTM ke frame buatan Thailand itu, dudukan mesin diubah total. Mesin tak dibiarkan menggantung seperti di Ninja, tapi dibuatkan dudukan baru.
Setidaknya, ada 3 engine mounting baru. Pertama, pada rangka tengah yang menghubungkan ke lengan ayun, lalu underbone dan center bone dibuatkan lubang baut. Lubang tidak asal, tapi diukur dulu dengan timbangan tadi. Setelah ketemu di titik mana saja, barulah dibuat lubang baut dudukan mesin.
Biar kuat, semua direinforce alias diperkuat. Contohnya dudukan mesin pada sasis tengah yang berhubungan dengan lengan ayun, ditambah daging aluminium setebal 1 cm.
Setelah dicoba, sasis masih bergetar. Motor masih liar. Pas ditimbang lagi, ketahuan segitiga komstir terlalu ringan. Solusinya menggamit segitiga milik Suzuki FU yang berbahan besi. Sentuhan besi juga menghuni footstep. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Lengan ayun : Kawak Ninja almu Thailand
Karbu : Keihin FCR MX 41
Pelek depan : 1,60x17
Pelek belakang: 2,50x17
Kawasaki Ninja 150RR, Kencang Modal Kruk As Thailand!

Kawasaki Ninja RR milik Gatot ini terkenal kencang, tapi uniknya tidak banyak racing part yang nemplok di motornya. Gatot yang tinggal di daerah Radio Dalam, Jakarta Selatan ini menyerahkan urusan korek engine ke Herman, tunner bengkel HRD. Di tangan Herman lebih banyak part standar Ninja 150 RR buatan Thailand diaplikasi.
"Terutama untuk urusan kruk-as. Bahannya seakan beda dengan kruk-as Ninja yang sekarang,” sebut Herman yang bengkelnya ada di Jl. Kali Abang Tengah, No. 14, Bekasi Utara, Jawa Barat. HRD dulu ngetop sebagai pengrajin knalpot pinggir jalan di Ciledug, Tangerang. Nah, selain buka cabang di Kemayoran, Jakarta Pusat, juga buka di Bekasi.
Ok, tapi, bukan berarti Herman atau Gatot terbang dari Bekasi menuju negeri gajah putih buat beli kruk as Ninja yang dikenal sebagai ZX 150 itu, lho. Sebab, part pemutar setang seher itu didapatnya di Jakarta.
Membran dibuat dua lidah biar cepat membuka, Head papas dan squish disesuaikan kebutuhan, Kruk as satu set dengan setang piston pakai ZX 150
"Tahun 2003 sampai 2005, PT Kawasaki Motor Indonesia masih mengeluarkan ZX 150. Motor ini, masih produksi Thailand. Buat kruk as ZX 150 ini, masih ada yang jual meski jarang dan harganya cukup tinggi,” sebut Herman yang juga salah satu spesialis Ninja di Bekasi itu.
Masih menurut Herman lagi, komposisi logam bandul kruk as ZX 150 lebih terisi ketimbang punya Ninja 150 RR yang sekarang. “Kalau milik RR yang bukan keluaran awal, bandulnya ada coakan. Tapi kalau punya ZX 150, rapat,” tambahnya.
Karena enggak ada coakan, bikin kompresi primer jadi lebih padat. Itu karena ruang di dalam karter menyempit akibat bandul yang tertutup. Jadinya, kompresi jadi lebih tinggi. Efeknya, gas bakar jadi gampang terdorong dari karter menuju blok silinder.
Buat aplikasi kruk as ini, Herman juga sekaligus pakai setang seher dari merek yang sama. “Karena kalau pakai setang piston RR produksi sekarang, tidak bisa dipasang ke bandul. Sebab ukuran pen piston ZX 150 lebih besar 1 mm (16 mm; red) dari RR,” tambahnya.
Kalau kata tunner ramah ini, ada lagi kelebihan pakai kruk as ZX 150. Yaitu, ada dua lubang buat jalur oli yang diaplikasi. Satu lubang di bagian setang piston dan satu lubang lagi di bagian pin kruk as itu sendiri. “Akibatnya, gesekan setang seher pada laher bambu jadi lebih enteng,” jelasnya.
Karena sudah aplikasi kruk as dan setang seher ZX 150, maka piston juga sekalian diusung. Tetapi, tak lagi pakai spek standar, Herman pilih piston tipe B.
Penyesuain lainnya, ada di reed valve. Ini kali, Herman tetap pakai part standar RR. Tetapi, bagian membran alias reed valve yang kedua dipotong setengah. Tujuannya, agar membran lebih cepat membuka. Akibatnya, pasokan bahan bakar jadi cepat masuk! Kebutuhan ruang bakar juga ikut terpenuhi . Siap.. (motorplus-online.com)
Ok, tapi, bukan berarti Herman atau Gatot terbang dari Bekasi menuju negeri gajah putih buat beli kruk as Ninja yang dikenal sebagai ZX 150 itu, lho. Sebab, part pemutar setang seher itu didapatnya di Jakarta.

"Tahun 2003 sampai 2005, PT Kawasaki Motor Indonesia masih mengeluarkan ZX 150. Motor ini, masih produksi Thailand. Buat kruk as ZX 150 ini, masih ada yang jual meski jarang dan harganya cukup tinggi,” sebut Herman yang juga salah satu spesialis Ninja di Bekasi itu.
Masih menurut Herman lagi, komposisi logam bandul kruk as ZX 150 lebih terisi ketimbang punya Ninja 150 RR yang sekarang. “Kalau milik RR yang bukan keluaran awal, bandulnya ada coakan. Tapi kalau punya ZX 150, rapat,” tambahnya.
Karena enggak ada coakan, bikin kompresi primer jadi lebih padat. Itu karena ruang di dalam karter menyempit akibat bandul yang tertutup. Jadinya, kompresi jadi lebih tinggi. Efeknya, gas bakar jadi gampang terdorong dari karter menuju blok silinder.
Buat aplikasi kruk as ini, Herman juga sekaligus pakai setang seher dari merek yang sama. “Karena kalau pakai setang piston RR produksi sekarang, tidak bisa dipasang ke bandul. Sebab ukuran pen piston ZX 150 lebih besar 1 mm (16 mm; red) dari RR,” tambahnya.
Kalau kata tunner ramah ini, ada lagi kelebihan pakai kruk as ZX 150. Yaitu, ada dua lubang buat jalur oli yang diaplikasi. Satu lubang di bagian setang piston dan satu lubang lagi di bagian pin kruk as itu sendiri. “Akibatnya, gesekan setang seher pada laher bambu jadi lebih enteng,” jelasnya.
Karena sudah aplikasi kruk as dan setang seher ZX 150, maka piston juga sekalian diusung. Tetapi, tak lagi pakai spek standar, Herman pilih piston tipe B.
Penyesuain lainnya, ada di reed valve. Ini kali, Herman tetap pakai part standar RR. Tetapi, bagian membran alias reed valve yang kedua dipotong setengah. Tujuannya, agar membran lebih cepat membuka. Akibatnya, pasokan bahan bakar jadi cepat masuk! Kebutuhan ruang bakar juga ikut terpenuhi . Siap.. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Pelek depan : TK 1,20x17
Pelek belakang : TK 1,40x17
Ban depan : Comet 50/90-17
Ban belakang : Eat My Dust 60/90-17
Karburator : Keihin PE 28
Pelek depan : TK 1,20x17
Pelek belakang : TK 1,40x17
Ban depan : Comet 50/90-17
Ban belakang : Eat My Dust 60/90-17
Karburator : Keihin PE 28
Kawasaki Ninja R 150, Spongebob Terkencang

Motor ini biasa main di Taman Royal, Tangerang. Tapi pengerjaanya dilakukan di bengkel D2M, Kapin, Kalimalang, Jakarta Timur. "Sengaja pilih bengkel yang sudah biasa pegang Ninja," kata Aga, si empunya motor.
Dhidy Nurhadi si mekanik langsung oprek sektor mesin. "Dari awal memang setingnya buat 500 meter, karena itu hanya beberapa bagian saja yang perlu dimodif. Tujuannya tetap mengejar top-speed," kata Dhidy.
Misalnya saja kruk as diganti dengan punya RR asal Thailand. "Biasa disebut punya ZX Thailand, keunggulannya karena material lebih berat sehingga torsi lebih mantap," lanjut mekanik asli Betawi ini.
Kruk as ini juga membuat kompresi lebih padat. "Karena gak ada lubang atau coakan seperti standarnya Ninja R," lanjut Dhidy lagi. Pria ramah ini juga kasih info kalau kruk as ini gampang kok mendapatkannya di pasaran. Harganya sekitar Rp 1,4 juta sudah berserta setang.
Pengerjaan berikutnya mengangkat atau mengorek lubang buang. "Lubang buang sekarang setelah dikorek menjadi 29,5mm diukur dari bibir blok atas," lanjut mekanik yang buka bengkel di Jl. Raya Kapin, No.1, Kalimalang, Jakarta Timur ini.
Untuk lubang isap atau bilasanya sendiri masih dalam kondisi standar. Untuk standarnya, jika diukur dengan cara yang sama maka didapat angka 33mm. Semua itu dilakukan oleh Dhidy sendiri.
Hitungan itu didapat berdasarkan pengalaman jika ingin mendapatkan top-speed. Untuk jarak 500 meter tadi, dipastikan masuk sampai gigi 6.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah komposisi ratio. Ini pegang peranan penting untuk balap adu lurus seperti ini. "Untuk ratio hanya gigi 1 dan 6 saja yang dimainkan, sedangkan yang lainnya masih standar," beber pria yang enggak pernah lepas dari topi ini.
Ratio gigi 1 dibuat lebih berat 2 mata. Dari standarnya 27 sekarang menjadi 25. "Hal itu untuk mengurangi efek selip saat start. Dengan begitu, catatan waktu akan lebih baik," beber Dhydi untuk gigi primernya.

Sementara itu untuk karburatornya menggunakan PJ 34. "Ini pilihan terbaik setelah beberapa kali eksperimen," cuap mekanik selain terkenal ahli Ninja, juga banyak menggarap Satria F-150.
Tentu saja harus didapat juga perbandingan yang pas untuk spuyer. "Main-jet 145 dan pilot -jet 45," tutupnya.
Gas!
Rangka Knockdown
Rangka memang terkesan menyeramkan. Semuanya sudah dimodif dengan dilubangi secara merata. "Itu untuk membuat bobot motor menjadi lebih ringan, selain itu lubang-lubang tadi juga ikut mempermanis motor, lho," kata Dhydi berpromosi.
Tapi, rangka seperti ini hanya untuk kebutuhan drag dan pemotretan. Dengan kata lain, memang ada rangka lain yang dipersiapkan untuk bisa dipakai harian.
"Karena itu sistem rangka dibuat knockdown. Artinya gampang dan cepat dibongkar pasang," ceritanya lagi. (www.motorplus-online.com)
Upgrade Satria FU150 Biar Tenaganya Nampol
![]() |
OTOMOTIFNET - Meski mesin sudah 150 cc, DOHC, soal performa Suzuki FU standar masih dianggap kurang ‘nampol’ buat Yogi Arif yang juga distributor pulsa di daerah Jombang, Jatim ini. “Kurang lah, apalagi gue ini speedgoers,” akunya.
Alhasil dari keuntungan usahanya itu, ia perlahan meng-upgrade performa mesin FU-nya. Penggarapnya, diserahkan pada Dhidy dari bengkel D2M di Jl. Kapin, Kp. Baru No.1, Pondok Kelapa, Kalimalang, Jaktim.
Eits gak sembarang oprek loh! Cuaca di daerah Jombang yang cenderung kemarau jadi pertimbangan Dhidy. “Soal mesin gue agak bingung karena cuaca di Jombang cukup panas, jadi sebisa mungkin gue bikin motor ini lebih ‘kabur’ (kenceng) dari yang lainya,” urai mekanik asli Betawi ini.
Bagian pertama yang kena sentuhan, blok silinder diisi seher berdiameter 72 mm. Karena diameter seher membengkak, bagian boring juga ikut menyesuaikan diameter seher tadi. Dengan begitu, angka kompresi melonjak jadi 12,8:1.
Alhasil dari keuntungan usahanya itu, ia perlahan meng-upgrade performa mesin FU-nya. Penggarapnya, diserahkan pada Dhidy dari bengkel D2M di Jl. Kapin, Kp. Baru No.1, Pondok Kelapa, Kalimalang, Jaktim.
Eits gak sembarang oprek loh! Cuaca di daerah Jombang yang cenderung kemarau jadi pertimbangan Dhidy. “Soal mesin gue agak bingung karena cuaca di Jombang cukup panas, jadi sebisa mungkin gue bikin motor ini lebih ‘kabur’ (kenceng) dari yang lainya,” urai mekanik asli Betawi ini.
Bagian pertama yang kena sentuhan, blok silinder diisi seher berdiameter 72 mm. Karena diameter seher membengkak, bagian boring juga ikut menyesuaikan diameter seher tadi. Dengan begitu, angka kompresi melonjak jadi 12,8:1.
![]() PWK 28 membuat sistem pengabutan lebih maksimal | ![]() Percikan api di ruang bakar lebih besar berkat CDI tanpa nama |
“Kompresi gue buat sedemikian rupa guna menghindari jebol mesin. Nggak sampai di situ, kruk as juga dibandul dan dibalance ulang agar performanya maksimal. Oh iya, menyangkut kitiran mesin, berat magnet juga diatur ulang.
Masalah pasokan bahan bakar, pintu keluar masuknya campuran BBM cukup mengadopsi kombinasi klep bawaan standar yakni 21 mm di bagian in dan 19 mm di klep ex.
![]() Knalpot DBS, imbangi Tarikan bawah atas |
Masih berhubungan dengan klep, noken as berdurasi 290 derajat jadi pilihan Dhidy. Hal itu bertujuan agar mendapatkan torsi mesin yang maksimal. Artinya, gak terlalu berat di bagian bawah dan gak ‘siem’ di atasnya.
Sedang untuk sistem pengabut bahan bakar, diandalkan karburator tipe Keihin PWK 28. Untuk masalah jeroannya, diisi dengan pilot jet ukuran 45 dan main jet 118.
Ada bensin pasti ada api dong! Nah agar percikan api jadi tambah besar, diaplikasi CDI racing tanpa merek. Sstt! Katanya sih hampir sama dengan buatan CMS lo, hehehe! Terakhir, sebagai sarana pembuang gas sisa pembakaran, knalpot DBS jadi sasaran. “Lumayan, bikin laju motor tambah ngibrit!” terangnya.
Lho, bunyi mesinnya kok, kriinggg....! Hehehe..
Data ModifikasiCDI : Custom D2M
Seher: 72 mm High Speed
Knalpot : DBS
Karburator : PWK 28
Transmisi: Full ratio by D2M
Sokbreker belakang : Kitaco
Sedang untuk sistem pengabut bahan bakar, diandalkan karburator tipe Keihin PWK 28. Untuk masalah jeroannya, diisi dengan pilot jet ukuran 45 dan main jet 118.
Ada bensin pasti ada api dong! Nah agar percikan api jadi tambah besar, diaplikasi CDI racing tanpa merek. Sstt! Katanya sih hampir sama dengan buatan CMS lo, hehehe! Terakhir, sebagai sarana pembuang gas sisa pembakaran, knalpot DBS jadi sasaran. “Lumayan, bikin laju motor tambah ngibrit!” terangnya.
Lho, bunyi mesinnya kok, kriinggg....! Hehehe..
Data ModifikasiCDI : Custom D2M
Seher: 72 mm High Speed
Knalpot : DBS
Karburator : PWK 28
Transmisi: Full ratio by D2M
Sokbreker belakang : Kitaco
Eksperimen Terus
GilaMotor,JAKARTA.- D2M Hasil Kebon yang digawangi oleh Didi Nurhadi, seolah tak pernah puas dengan berbagai hasil oprekan motornya.
Setelah lama bergumul dengan mesin Kawasaki Ninja sejak D2M berdiri, kini bengkel yang berlokasi di Jl. Kavin No.1 Kalimalang, Pondok Kelapa, Jakarta Timur ini, terus mengembangkan jangkauan oprekannya seiring kemajuan teknologi mesin motor saat ini.
Kemampuannya merombak motor menjadi lebih kencang memang tak perlu diragukan lagi. Sebagai bukti, ratusan piala dari hasil balapan menghiasi dinding bengkel dan rumahnya. Bahkan menurut lelaki berdarah Betawi ini, saking banyaknya piala yang diraih oleh D2M Hasil Kebon, piala tersebut dibagikan kepada awak D2M.
Hasil eksperimen D2M terakhir adalah merubah mesin Satria F150 menjadi 220 cc. Bukan hanya rubahan pada kapasitas mesinnya, tapi bagaimana caranya membuat mesin bore up dengan kapasitas yang lebih besar namun tetap bertenaga dan irit bahan bakar.
“Eksperimen yang gw lakukan selama 2 mingguan ini hanya untuk membuktikan bahwa gw bisa bikin motor dengan cc besar (bore up) tapi tetep hemat bahan bakar,” kata Didi.
Hasil oprekannya terbukti bekerja pada Satria yang telah berubah kapasitas mesin namun hemat dalam konsumsi bahan bakar. Satria F 150 yang telah berubah menjadi 220 cc, hanya membutuhkan 1 liter bensin untuk 48 km.
“Rumusnya sederhana aja, gw cuma mengatur bagaimana pembakaran bekerja sempurna. Selain itu, gimana caranya supaya tenaga yang keluar dari mesin bisa ditransfer secara merata ke roda, sehingga tidak ada tenaga dan bensin yang mubazir.”
“Dan yang lebih penting adalah gimana membuat suhu mesin bisa stabil hingga mesin bisa bekerja sempurna,” tambah Didi.
Kini, lelaki jebolan Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana, Jakarta Timur, kembali merombak Satria F 220 milik Ahmad Fauzi untuk mengaplikasi kopling kering pada motornya.
Pengamplikasian magnet kering yang dilakukan ini pun semata-mata untuk pembuktian hasil imajinasi liarnya yang tak perna bisa berhenti.
“Dengan magnet kering ini, mesinnya juga gak panas loh,” kata Ozzie sang pemilik Satria F lansiran 2005.
Sayangnya, Didi belum mau memberikan penjelasan tentang cara kerja dan rubahan pada Satria F yang kini mengaplikasi magnet kering.
“Sementara ini biar yang tahu orang dalam dulu aja yah. Nanti akan kita ulas lebih dalam tentang rubahan dan hasilnya,” pungkas Didi.
anker sport

Dan salah satunya Tim Anker Sport AHRS Kawahara ELF, yang terlihat dominan dengan warna kuning. Tim ini dibentuk awal tahun 2011 ini sebelumnya bernama Hariot's Feat Keyspeed hasil bentukan dari Haji Rio Teguh dan Yudi Sanjaya. Dalam event Racewar Drag Races 2011, tim yang belogo jangkar ini menurunkan 5 pebalapnya untuk ikut berlaga dalam ajang adu kecepatan.
Tidak sampai disitu saja, untuk memanjakan pebalapnya agar lebih semangat, Rio Teguh dan Yudi Sanjaya juga menurunkan umbrella girl untuk menemani setiap pebalap ketika menunggu giliran start.
Tidak sampai disitu saja, untuk memanjakan pebalapnya agar lebih semangat, Rio Teguh dan Yudi Sanjaya juga menurunkan umbrella girl untuk menemani setiap pebalap ketika menunggu giliran start.
Salah satu pebalap Anker Sport AHRS Kawahara ELF sedang lakukan persiapan untuk lakukan start

Tampak paddock Anker Sport AHRS Kawahara ELF yang dominan dengan warna kuning

Tampak Rio Teguh sedang berbincang-bincang dengan salah satu pebalapnya
Mekanik tengah sibuk dalam mempersiapkan motornya untuk ikut andil dalam RACEWAR DRAG RACES 2011

Tampak suasana paddock dari Anker Sport AHRS Kawahara ELF

Tampak pebalap Anker Sport AHRS Kawahara ELF sedang memakai helm untuk lakukan start
Umbrella girl memang sengaja dilibatkan dalam Anker Sport AHRS Kawahara ELF untuk memanjakan pebalapnya

Langganan:
Postingan (Atom)