Rabu, 22 Desember 2010

HAPPY MOTHER'S DAY


Bu, hari ini adalah Hari Ibu sedunia. Di sini, orang-orang amat gembira memperingatinya. Mereka memberi hadiah dan memeluk ibunya. Ada juga yang mengajak ibunya jalan-jalan atau shopping di mall. Ada juga yang mengajak ibunya ke restoran makan-makan sambil bergurau. Mereka sungguh bahagia kelihatannya, Bu!

Selamat Hari Ibu, Ibu!
Engkau adalah ibu sekaligus malaikat buat kami, anak-anakmu. Engkau mengandungkan kami dalam masa sembilan bulan. Waktu yang cukup lama membawa kami ke mana kakimu melangkah. Engkau tidak mengeluh berapa beratnya. Engkau tidak memaki-maki ketika kami menendang-nendang dalam perutmu. Engkau malah mengelus-elus perutmu dengan belaian tangan kasih sayang sambil berkata dengan senyuman, "Cup! Cup! Cup! Jangan nakal, Nak! Semoga engkau tumbuh menjadi anak yang sholeh atau sholeha, kelak!"

Ya, Tuhan! Begitu mulianya ibuku.
Ibu, pernahkah kau merasa letih ketika kamu lahir ke dunia ini? Engkau harus menyusui kami dengan air susumu sendri. Ya, kami memakan dan meminum yang menjadi sesuatu milik tubuhmu. Ketika kami menangis, sekali lagi, kau menyuguhkan ASI-mu dengan, walaupun putingnya sudah perih. Yang ada di pikiranmu hanya untuk membuat kami berhenti menangis. Walau nyamuk menggigiti tubuhmu, kau menahan kesakitan itu. Kau tidak bergeming, lantaran takut kami akan terjaga dan menangis lagi. Ibu, berapa banyakkah darahmu yang telah kau sumbangkan secara percuma kepada nyamuk-nyamuk yang tidak mengenal belas kasihan itu? Tidakkah kau pernah berpikir kalau nyamuk-nyamuk itu, bisa saja menjadi perantara untuk melayangkan nyawamu? Adakah kau sama sekali tidak memikirkan itu lagi, karena kami semata, anakmu?

Ibu, selamat Hari Ibu!
Tidakkah kau ingin berhenti sejenak mangasuh kami? Pura-pura tidak memperhatika kami. Adakah telingamu tidak penuh untuk mendengar tangisan dan segala permintaan kami? Adakah tangan-tanganmu tidak merasa letih untuk menyuapi, memandikan, memakaikan bedak, baju dan celana pada kami? Matamu sentiasa memperhatikan kami ke mana kami merangkak atau berlari terbirit-birit. Kau pun ikut menjadi anak kecil untuk menemani anakmu bermain. Kau melantunkan kata-kata yang tidak jelas agar kami tergelitik dan tertawa. Kemudian, kau pun ikut tertawa. Kau membentuk wajahmu seperti babi atau kera agar kami bisa tersenyum. Lalu, kau pun tersenyum juga. Ah, Ibu! Pernahkah kau berpikir kalau hal itu amat konyol, Ibu!

Selamat Hari Ibu ya, Bu!
Kini, anakmu sudah remaja. Tangan-tangannya sudah mahir melakukan, termasuk apa yang telah kau lakukan untuknya, dulu. Bibirnya sudah fasih melafaz kata dan berbicara. Kaki-kakinya sudah pandai berjalan sendiri ke jalan yang diinginkannya.

Terima kasih ibu engkau telah merawatku dari aku di kandunganmu sampai dengan sekarang dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar. Engkau pun rela mengkorbankan nyawamu untukku.


dari anak anakmu,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar